

"Apa kau pikir aku takut? Kau juga, seperti orang tuamu 20 tahun lalu, harus dilenyapkan Shim Gun Wook. Keluar!!" Shim Gun Wook keluar!!! KELUAR!!!
Ny. Shin mencari sumber suara dan mengacak lacinya, lalu menemukan rekaman-nya.

Kemudian seseorang masuk ke apartemen Gun Wook.
Tae Sung mengantar Jae In ke apartemen Gun Wook, menolak untuk masuk dan tidak ingin bertemu Gun Wook lagi (Tae Sung memang tidak ketemu Gun Wook lagi selamanya, jadi ice-cream date itu yang terakhir.) dan ia sadar Jae In tidak mencintainya, jadi Tae sung meyakinkan Jae In kalau dia tidak akan menemui Jae In lagi. Aku memutuskanmu, kata Tae Sung. Cepat sana pergi, Shim Gun Wook membutuhkanmu.
Jae In lalu beranjak tapi ia menoleh lagi, Terima Kasih Tae Sung. Jae In pergi. Tae Sung terlihat terluka tapi ia akhirnya tersenyum dan masuk mobil. Hanya...makanan Jae in ternyata ketinggalan di mobilnya. (asyik....)
Tae Ra : Apa ini?
Jae In : Kalau kau bertemu Gun Wook, tanyakan sendiri.
Tae Ra kaget : Apa dia masih hidup?
Jae In membenarkan, hanya kondisinya tidak baik, ia bahkan tidak mengenaliku.
Tae Ra berkata kalian berdua, sepertinya jauh lebih dekat dari yang kupikirkan. Dan apa ini semua, Gun Wook mendekatiku dan kau mendekati Tae sung, apa kalian berdua sudah merencanakan semua ini, untuk menjebak keluargaku?
Jae In : Kau hanya marah karena merasa dikibuli kan? Tapi bagaimana dengan Gun wook, bagaimana dengan lukanya?
Tae Ra : Untuk orang yang akan menikah dengan Tae sung..
Jae In : Aku putus dengan Tae Sung.
Tae Ra terkejut dan dengan sinis berkata, jadi karena Tae sung bukan putra kandung ayahku maka keinginanmu untuk menikahinya juga lenyap?
Jae In baru tahu itu dan ia heran, Tae sung bukan anak presiden Hong? Tae Ra : Tae sung sendirian sekarang. Apa kau tidak mempertimbangkan perasaan Tae sung?
Jae In : Ada orang yang jauh lebih penting bagiku sekarang, aku tidak peduli bagaimana posisi Tae Sung lagi.
Lalu Gwak menelepon Jae In dan berkata mereka memindahkan Gun Wook ke RS lain. Jae in merasa lega. Tae Ra mendengarkan percakapan itu dengan wajah cemburu.


Gwak : Detektif Lee..
Lee : Ya Pak
Gwak : Buat surat penahanan.
Lee : Untuk siapa?
Kedua detektif menunggu Ny. Shin : Nyonya, anda ditahan dengan tuduhan pembunuhan.
Ny. Shin mendengus, kau sudah tahu tapi masih tanya. Gwak : Ini untuk membuat BAP! Lalu pengacara Ny. Shin datang.
Tae Sung masuk dan ia kaget mendengar kalau Ny. Shin mencoba membunuh Gun Wook. Tae sung tahu kalau Gun Wook punya bukti untuk mendakwa Ny. Shin, dan ini mengesalkan Tae sung. Aku harus bertemu si brengsek itu.
Won In mencoba jam pemberian Tae Sung dan mengaguminya. Kakaknya berkata ia akan mengembalikan jam itu, simpan kembali. Won In protes, apa tidak sayang? Tapi Jae In tidak mempedulikannya.
Partner Gun Wook dan Sekretaris Kim bertemu, mereka memiliki semua data tentang Ny. Shin. Keduanya ternyata kerja sama.
Partner Gun Wook berkata : Gun Wook sangat terkejut ketika tahu kalau Tae sung juga korban sama seperti dirinya. Ny. Shin ini ..bagaimana ia bisa menyimpan rahasia selama itu. Bagaimana satu orang saja bisa menyebabkan penderitaan banyak orang.
Melepas jasnya dan membantingnya di meja, minum air dan langsung masuk ke ruang "kerjanya"


Suara Gun Wook : Bahkan hidup yang kau benci saat ini-pun adalah suatu kebohongan. Rasa sakit yang kau akibatkan dengan hidup sembrono tidak akan hilang. Apakah itu tidak adil? Itu tidak bisa diapa-apakan lagi. Itu kau dan itu aku.

Jaksa : Apakah terdakwa memerintah agar Shim Gun Wook dibunuh?
Ny. Shin menyangkalnya. Mengapa aku harus membunuhnya? Aku tidak kurang apa-apa dan dia pernah menjadi anak-ku.
Jaksa memberikan bukti rekaman pembicaraan Ny. Shin dengan Sekretaris Kim, ketika menyuruh membunuh Gun Wook. Kalau seharusnya Sekretaris Kim melakukannya 20 tahun lalu dan kalau ia bukan orang yang sabar.
Jaksa : Apakah ini suara terdakwa?
Ny. Shin : Iya benar. (wah enak bener langsung ngaku, kalau di Indonesia kan harus di proses dulu, frekuensi suaranya matching ngga, padahal jelas2 itu suara-nya) Tapi itu tidak membuktikan apapun, aku tidak pernah berkata menyuruh membunuh Shim Gun Wook. Kadang seseorang yang emosi berkata sesuatu yang tidak masuk akal, misalnya ketika aku berkata aku ingin dia mati bukan berarti dia harus benar2 dibunuh. Ny. Shin benar2 lihai.
Ny. Shin bahkan tetap tenang ketika Sekretaris Kim juga memberikan kesaksian yang memberatkannya, dan berkata setelah ia menerima perintah, ia memperingatkan Gun Wook tentang rencana Ny. Shin.
Kemudian Jaksa mengajukan satu saksi lagi, yaitu pembunuh bayaran yang disewa Ny. Shin. Yang mengaku diperintah Ny. Shin untuk membunuh Gun Wook.

Jaksa mengajukan bukti lagi. Kali ini rekaman video, ternyata itu rekaman selama Ny. Shin ketakutan sendiri di kantornya dan berkata : Kau juga, seperti kedua orang tuamu 20 tahu lalu, harus disingkirkan, Shim Gun Wook! Ny. Shin teriak, aku tidak membunuh siapapun!
Ny. Shin diminta mengatakan kata2 terakhirnya, ia berkata akan menahan semua ini. Aku tidak punya alasan untuk membunuh orang yang pernah kuanggap sebagai anak.

Jae In keluar dan menuruni tangga, Gwak menyusulnya. Dan memberikan rekaman yang berisi bukti dengan menambahkan, ada juga pesan tambahan untukmu. Lalu ia pergi.

Gun Wook tertegun : hmm?
Ny. Shin : Apa kau bertemu Presiden Hong ? Apa ia memanggilmu Tae Sung? Bagaimana perasaanmu sudah membuat orang jatuh pingsan tanpa tahu kalau orang itu adalah ayahmu sendiri?
Penjaga meminta Ny. Shin untuk segera pergi. Lepaskan! kata Ny. Shin, aku akan mengatakan ini sebelum pergi.

Tae Ra tiba dan mendengar kata2 ibunya, ia shock.
Ny. Shin dibawa pergi dan bis tahanan itu berlalu. Manager Uhm melihat ke arah Gun Wook dan berkata Tuan Muda, saya minta maaf karena terlambat mengatakan ini pada anda.
Tae Ra juga mendekat dan tanya, apa sebenarnya yang terjadi...
Gun Wook terpukul sekali dan shock. Ia pulang dan terduduk di lantai lemas.


Kim : Aku sudah menutupi semua kesalahan Ny. Shin dan bersedia masuk penjara karenanya, tapi ketika dipenjara, istriku sakit. Tapi Ny. Shin tidak peduli padanya. Sehingga istriku meninggal. Itulah mengapa aku membela Gun Wook dan mengurus makam kedua orang tuanya.
Uhm juga berkata aku juga tidak melakukan yang lebih baik.

Tae sung berkata setengah bercanda, kalau aku tahu akan seperti ini akhirnya, paling tidak waktu itu aku harus lulus kuliah ketika ayah membiayaiku. Tae Ra tersenyum.
Tae sung yang juga sudah tahu kalau Gun Wook adalah Tae sung yang asli berkata, apa kau tahu satu hal yang membuatku lega?
Tae Ra : apa?
Tae sung : Kalau dipikir-pikir, kalian tidak ada hubungan darah, kalian bukan kakak-adik kandung, jadi jangan terlalu keras dengan dirimu sendiri.
Tae Ra tersenyum lembut lalu tanya, apa aku boleh memelukmu? Tae Sung tidak keberatan. Tae Ra bangkit dan memeluk adiknya itu.
Jae In mengajak Won In ke rumah makan kak Jang dan bertemu dengan kedua detektif yang juga sedang menikmati makan siang. Ke-empatnya bergabung.
Gun Wook menoleh tapi diam saja. Ia sangat terpukul.
Tae Ra melanjutkan, ia tidak pernah menyesal telah bertemu dengan Gun Wook, Tae Ra tahu kalau Gun wook main2 dengan Mo Ne, tapi ia juga bisa merasakan kalau Gun Wook tulus kepadanya. Dan Tae Ra tidak bisa melawan rasa tertariknya pada Gun Wook.
Gun Wook terjatuh ke lantai, Tae Ra langsung lari menolongnya.



Jae In kaget sekali, ia baru tahu itu. Jae In lalu bergegas pergi menuju apartemen Gun Wook.

Jae In memeluk Gun wook dari belakang dan berkata ia mengerti Gun wook pasti sangat menderita setelah menyembunyikan rencana pembalasan dendam-mu begitu lama. (ini pertemuan terakhir keduanya)
Gun wook menggeleng ingin berkata sesuatu tapi tidak ada suara keluar. Jae In berkata kalau keluarga Gun wook pasti akan bisa memaafkannya. Jae In mengambil tangan Gun wook dan memutarnya, berhadapan dengan-nya.

Jae In berkata ayo katakan siapa namamu? kenapa diam saja, Jae In mendorong Gun Wook mengucapkan nama aslinya. Gun Wook berusaha menyebut namanya, susah sekali tapi dengan terbata ia berkata : Aku..Hong Tae..Sung.
Jae In : Hong Tae sung..senang bertemu denganmu.


Mo Ne gemetar dan langsung beranjak keluar dengan perlahan.
Beberapa saat kemudian, Jae In menerima telp dari Won In. Jae In berkata kalau ia ada di rumah Gun Wook, dan mengundang Won In. Jae In keluar dari apartemen dengan berteriak pada Gun Wook : Gun Wook-ah, rapikan apartemen-nya ya, aku segera kembali. Jae In pergi.
Mo Ne yang ternyata masih menunggu di situ mengambil kesempatan ini untuk masuk ke dalam.

Gun Wook keluar dari kamar mandi dan Mo Ne langsung mengarahkan pistol itu padanya.

Mo Ne : Apa kau pikir aku tidak akan tahu apa-apa saat di Amerika? Mereka bilang kau yang melakukan ini pada keluargaku!
Gun Wook : Kau akan terluka, letakkan pistol itu!
Mo Ne : Tutup mulutmu! Apa yang dilakukan Jae in disini? Aku dan Tae Ra, dan Tae Sung juga..apa kau akan menghancurkan Tae Sung?
Gun Wook : Jangan melakukan ini Mo Ne! Lalu ia mendekat
Mo Ne : Jangan mendekat! Aku akan membunuhmu! Berhenti!
Gun Wook : Mo Ne!
Mo Ne : Jangan panggil namaku! Jika bukan karena kau aku tidak seperti ini. Karena kau aku seperti ini. Aku ingin kau mati! Mati!

Jae In tersentak, suara apa itu? Won In datang berlari, dan akhirnya aku sampai di rumah Gun Wook kata Won In, lihat bagus kan hidup tanpa tali.


Gun Wook jalan mendekat tapi Mo Ne berteriak : Jika kau sebut namaku aku akan menembak.

Mo Ne : Maaf? Apa yang kau sesali? Setelah ini semua? Apa yang kau sesali? Mengapa? Apa kau takut aku akan membunuhmu, apa karena itu?
Gun Wook tersenyum tipis, Mo Ne aku mengerti. Seperti masa lalu, apa kau bisa memanggilku Oppa untuk terakhir kalinya?
Mo Ne : Oppa? kau tidak berarti apa-apa bagiku.
Mo Ne menjatuhkan senjatanya dan pergi : tidak berarti apa-apa...

Sementara itu, Jae In dan Won in belanja di supermarket. Ada cabe ijo euy..
Gun wook berjuang dengan nyawanya di apartemen. Ia berusaha berdiri tapi jatuh lagi. Mengambil jasnya dan dengan sempoyongan pergi meninggalkan apartemen.
Jae In dan Won In selesai belanja, Won in semangat sekali, ayo kita makan bersama Gun Wook.
Jae In dan Won In sampai di apartemen Gun Wook. Won In terpesona. Jae in heran, kemana Gun Wook? Ia mencari Gun Wook ke semua ruangan. Apa ini? Kemana dia? Keduanya akhirnya memutuskan untuk memasak saja sambil menunggu Gun Wook.
Jae In : Won in..apa kau tahu apa yang paling ia sukai?
Won In : Apa?
Jae In : Masakan rumahan, tapi aku tidak tahu apa makanan kesukaan-nya, ia pasti punya makanan favorit. Aku akan menanyakan-nya nanti. (If only you have that chance, girl...sigh)

Jae In heran, kemana Gun Wook, mengapa tidak membawa ponselnya? Won In terpesona dengan masakan kakaknya, sepertinya ini makanan terenak yang pernah kau masak...
Gun Wook jalan dan berdarah2, ia terjatuh lagi. Orang2 semakin heran tapi tidak ada yang mau ikut campur, sigh..kenapa org2 itu? (Oh kalau saja pasukan RF ada di situ pasti dah digotong rame2 bawa ke UGD ya? haha..)
Jae In dan Won In masih menunggu dan malam semakin larut, Won In sudah kelaparan dan mengantuk. Jae in bingung kemana Gun Wook, lalu ia jalan ke dekat meja dan menemukan secarik kertas, tulisan tangan Gun Wook, karena ada urusan mendadak, orang tua angkatnya memintanya pulang ke Amerika.
Jae In heran, ia pulang ke Amerika? Tapi mengapa begitu mendadak?
Gun Wook terus saja jalan sempoyongan sampai kamera buram dan gelap!
Beberapa saat kemudian...entah berapa lama...

Tuan Hong berkata : Aku ingin makan bersama seluruh keluarga kalau mereka pulang.

"So dam-ah, apa kau ingin jadi putri? Kalau kau mau jadi putri, kau harus tersenyum 100 kali sehari, terutama di depan ibumu." Yang mencintai So Dam, paman-mu.
Tae Ra menangis membaca surat Gun Wook itu.

Ada paket, Won in membawa masuk dan membukanya, ternyata isinya topeng kaca entah asli buatan Ryu Sensei atau topeng yang dipesan Gun wook waktu itu.
Ada catatan : Bagaimana dunia kalau dilihat dari mata orang yang kau cintai? Jae In-ah...aku memikirkan itu. Jika aku melihat dunia dari pandangan yang lain, akan terlihat seperti apa? Jae In..apa kabar? Kau harus berbahagia bagaimanapun juga. Jika kau melihat duniaku melalui mata itu..aku juga akan bisa tertawa. Sekarang, apa kau akan melihat duniaku dan bukannya aku?
Jae In bersemangat karena ia pikir Gun Wook pulang dan langsung ke apartemen-nya, tapi kecewa karena ternyata kosong.


Mo Ne menikmati spa, lalu belanja dan berlatih yoga.
Sementara itu Moon Jae In memikirkan isi surat Gun Wook : "Dalam kegelapan malam, sulit mengatakan mana langit dan mana tanah, dan apakah sinar itu api atau bintang. Kemana aku akan pergi? Apakah surga? Atau neraka?"


Polisi memasukkan mayat itu ke ambulance dan pergi.

Di papan itu ada selembar kertas dari kepolisian, ditemukan mayat seorang pria. Usia antara 20-30 tahun, memiliki bekas luka di punggung. Tinggi : 180 cm. Kertas itu tidak tertempel dengan benar dan melambai2 tertiup angin.
Jae In bertanya-tanya : Gun Wook, dimana kau? Apa dunia yang kau lihat sekarang adalah dunia yang bahagia?
T A M A T
Personal opinion :
Tirza : No further opinion ..let's Gun Wook says about it himself.
Thank You for watching Bad Guy....!!
Tirza : What kind of opinion is that?
Gun Wook : You asked me to say it..
Tirza : The ending ..It does not make sense at all!
Gun Wook : Yeah..I know, ok, I promise, we will meet again in a better story.
Tirza : promise?
Gun Wook : promise. (Actually, he crosses his fingers, why? because he's Shim Gun Wook, never trust him)
Tirza Kwan log out
Bad Guy 16
Bad Guy 15
Bad Guy 14
Bad Guy 13
Bad Guy 12
Bad Guy 11
Bad Guy 10
Bad Guy 9
Bad Guy 8
Bad Guy 7
Bad Guy 6
Bad Guy 5
Bad Guy 4
Bad Guy 3
Bad Guy 2
Bad Guy 1
Tidak ada komentar:
Posting Komentar